Astronomy Event - Indonesia tidak mau kalah saing dengan negara-negara maju, yang mampu memproduksi satelit besar sendiri. Tak ingin terus bergantung kepada pihak asing, pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mendorong konsorsium nasional untuk mendukung pembangunan sistem satelit penginderaan jauh (inderaja) nasional
Tiga dari Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Kemenristek sendiri yaitu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Informasi Geospasial (BIG) menjadi penyedia dan pengguna teknologi inderaja. Secara spesifik, BPPT mengklaim sudah siap dengan Sumber Daya Manusia, infrastruktur, dan program-program untuk membuat satelit.
Untuk merealisasikan salah satu impian keantariksaan Indonesia ini, anggaran pembuatan satelit inderaja melibatkan lintas instansi, termasuk pihak swasta. Impian memiliki satelit sendiri, merupakan amanat dari UU Keantariksaan No 21 Tahun 2013, agar Indonesia bisa mandiri dan memiliki daya saing.
"Dengan mandiri, kita seharusnya bisa memiliki satelit sendiri, kalau terus bergantung ke pihak luar, seolah-olah kita seperti ditelanjangi," kata Kepala LAPAN, Thomas Djamaludin, kepada wartawan di gedung BPPT, Rabu (2 April 2014).
"Dalam UU Keantariksaan itu juga diamanatkan membuat rencana induk keantariksaan, yang saat ini tengah kita susun. Salah satu impiannya, kita memiliki satelit komunikasi dan inderaja sendiri, di luar satelit yang ada saat ini," sambungnya.
Indonesia pada dasarnya sudah bisa membuat satelit sendiri yaitu satelit mikro, misalnya, Lapan A1 yang sudah beroperasi selama tujuh tahun. Suksesor satelit ini pun sudah dipersiapkan, salah satunya Lapan A2 yang ditargetkan meluncur pertengahan tahun depan.
Adapun Thomas menyatakan bahwa pemerintah ingin proses pembuatan satelit inderaja bisa dimulai secepatnya pada tahun depan. Mengingat proses pembuatan memakan waktu selama lima tahun, dengan masa pakai lima tahun.
"Pembuatan satelit itu jangan pernah berhenti, karena masa pakainya hanya lima tahun. Karena itu, setelah nanti diluncurkan, kita harus langsung membuat yang baru," jelas Thomas.
Teknologi inderaja dinilai sangat berguna untuk berbagai sektor di antaranya pertanian, kehutanan, kelautan, geologi, arkeologi, dan cuaca. Data penginderaan satelit memiliki beberapa kelebihan antara lain cakupan yang luas hingga daerah terpencil, pemantauan ulang terhadap perubahan di suatu daerah, menyediakan data dengan cepat, data diperoleh dengan sensor dan cara konsisten tiap waktu, akurat, dan hemat biaya untuk kegiatan dalam jangka panjang
Sumber: Okezone.com
0 Komentar