Ilustrasi Bumi yang berputar pada porosnya | Wikimedia
Astronomy Event - Hari ini, detik ini, jika kita bertanya berapa panjang hari, semua orang akan bilang 24 jam. Tapi, jika kita bertanya dengan pertanyaan yang sama pada orang-orang di masa lalu dan masa depan, mereka tidak akan menjawab 24 jam. Mengapa bisa begitu?
Panjang hari di masa lalu, sekarang dan di masa depan berbeda karena rotasi Bumi melambat setiap waktu, membuat panjang hari semakin panjang. Hal ini disebabkan oleh gaya pasang surut dari gravitasi Bulan. Gaya ini menghambat rotasi Bumi
Panjang hari di masa lalu dan di masa depan
4.54 miliar tahun lalu, debu dan batu-batu asteroid mengumpul dan memadat karena gaya gravitasi dan pada akhirnya membentuk planet yang kita sebut sebagai Bumi.
Namun saat 4.45 miliar tahun lalu, Sebuah planet seukuran Mars bernama Theia (Theia dalam mitologi Yunani adalah ibu dari dewi Bulan) menabrak bumi. Tabrakan tersebut melontarkan trilliunan ton batuan ke angkasa. Pada akhirnya, gravitasi membuat batuan-batuan tersebut membentuk cincin di sekitar Bumi dan mengumpul akibat gravitasi untuk membentuk Bulan.
Tabrakan tersebut membuat Bumi berputar lebih cepat (Sama halnya jika kita memberikan gaya searah dengan arah rotasi sebuah globe membuat globe berputar lebih cepat.). Saat itu, matahari akan terbenam hanya 2,5 jam setelah terbitnya, artinya panjang hari Bumi hanya 5 jam.
Gaya pasang surut Bulan memperlambat rotasi Bumi setiap saat. 1.5 milliar tahun lalu saat koloni bakteri yang di sebut Stromatolites memompa oksigen ke atmosfer, panjang hari di Bumi adalah 16 jam. 540 juta tahun lalu, saat ledakan spesies zaman cambrian, panjang hari adalah 20 jam. Dan saat dinosaurus mendominasi Bumi, panjang hari adalah 23 jam.
Gaya pasang-surut (atau gravitasi) Bulan memperlambat rotasi Bumi
Perlambatan rotasi bumi akan terus berlangsung hingga 270 miliar tahun kedepan, Bumi akan berputar sama cepatnya dengan gerak Bulan mengelilingi Bumi, berarti satu sisi Bumi selalu menghadap Bumi (hal ini di sebut sebagai tidal locking). Saat itu panjang hari di Bumi sama panjang dengan kala revolusi Bulan (27,3 hari/siang dan malam masing-masing berlangsung hampir 2 minggu).
Namun, tidal locking diperkirakan tidak akan terjadi karena Bulan semakin menjauh dari Bumi sehingga kecepatan melambatnya rotasi Bumi semakin turun.
Bulan sudah mengalami tidal locking, menyebabkan panjang hari dan kala revolusinya sama (27,3 hari). Tidal locking di Bulan mungkin akibat gaya pasang surut dari gravitasi Bumi. Jika itu benar maka gaya pasang surut dari Bumi 6 kali lebih besar akan memperlambat rotasi Bulan 6 kali lebih cepat dari Bumi sehingga Bulan mengalami tidal locking lebih cepat dan menjadi contoh tidal locking terdekat dari Bumi.
Saat ini, panjang hari di Bumi akan lebih panjang 1.4 milidetik (0.0014 detik) per 100 tahun. Apakah kalian bisa merasakan hari menjadi lebih lama? Sepertinya tidak.
0 Komentar