Astronomy Event - Tata surya memiliki 8 planet, 191 satelit alami, jutaan asteroid, lebih dari 4.000 komet, 50 planet kerdil dan 1 bintang. Tapi, orang-orang dan para ilmuwan tetap mencari objek-objek baru di tata surya. Ada beberapa objek-objek hipotesis yang diajukan yang sampai sekarang belum diketahui pasti keberadaannya. Beberapa dari objek ini mampu menjelaskan keanehan-keanehan di tata surya. Apa saja objek-objek tersebut. Mari kita simak!
Phaeton
Phaeton merupakan planet yang berada di antara Mars dan Jupiter. Planet ini sudah tidak ada lagi sekarang karena sudah hancur karena tabrakan planet lain. Pecahan dari kedua planet inilah yang membentuk sabuk asteroid diantara Mars dan Jupiter. Teori Planet Phaeton ini dicetuskan oleh Heinrich Wilhelm Matthaus Olbers pada tahun 1802. Nama Phaeton itu sendiri berasal dari nama putra Helios, dewa Matahari dalam mitologi Yunani.
Neith
Pada tahun 1672, Giovanni Cassani melaporkan menemukan objek kecil dekat dengan Venus. Ia tidak membuat sebuah catatan dalam observasinya. Namun pada tahun 1686, Cassini melihatnya lagi dan akhirnya membuat pengumuman tentang kemungkinan adanya Bulan yang mengitari Venus. Namun pada zaman modern, sudah banyak observasi dan misi wahana luar angkasa ke sana, tapi keberadaan Neith si bulan Venus tak ditemukan. Neith sendiri berasal dari nama dewi dalam mitologi Mesir.
Para astronom bingung dengan keabsenan satelit alami Venus, karena Venus memiliki jarak yang cukup jauh dari Matahari sehingga mendukung terbentuknya bulan disekitar Venus. Ada teori yang menyatakan bahwa rotasi Venus yang tiba-tiba berubah arah dari berlawanan arah jarum jam menjadi searah jarum jam karena tabrakan objek berukuran besar. Sementara itu, bulan Venus mengorbit Venus berlawanan arah jarum jam. Karena arah orbit bulan Venus dan arah rotasi Venus yang berlawanan, bulan Venus sedikit demi sedikit ditarik kearah Venus dan bertabrakan dengannya.
Antichton
Antichton berasal dari bahasa Yunani yang berarti "kebalikan dari Bumi". Berasal dari bahasa Yunani karena teori ini berasal dari Yunani Kuno. Seorang filsuf bernama Philoaus mengemukakan bahwa ada sebuah planet mirip Bumi yang mengitari Matahari dengan jarak sama dengan jarak Bumi ke Matahari (1AU atau 150 juta km) tapi berada 180 derajat. Karena jaraknya ke Matahari sama dengan jarak Bumi ke Matahari, maka planet ini selalu berada 180 derajat dan selalu tidak terlihat dari Bumi karena terhalang Matahari.
Teori ini didukung oleh Phytagoras, ahli matematika Yunani terkenal. Phytagoras mendukung teori ini karena teori ini bisa menjelaskan bayangan hitam yang muncul di Bulan saat gerhana Bulan. Namun, saat banyak wahana luar angkasa diluncurkan jauh dari Bumi atau ke planet lain, Planet Antichton tak terlihat. Bayangan hitam saat gerhana bulan tentu adalah bayangan Bumi.
Planet Antichton banyak dimasukkan kedalam cerita dan film fiksi ilmiah seperti Krypton---kampung halaman Superman, Terra-Nova, dan Gor---planet dalam novel karya John Norman.
Bulan kedua Bumi
Ilustrasi Bumi memiliki dua Bulan. Bulan kedua berada di sisi kiri atas gambar
Bayangkan, bagaimana jika Bumi memiliki dua bulan? Pastinya akan spektakuler kan. Georg Waltemath percaya bahwa Bumi mempunyai bulan kedua. Pada tahun 1898, Waltemath mengemukakan teori bahwa ada Bulan kedua yang mengitari Bumi. Bulan ini tidak bisa terlihat oleh mata dan teleskop karena memantulkan sangat sedikit sinar matahari. Menurut Watltemath, bulan kedua ini memiliki diameter 700 km dan jarak ke Bumi sekitar 1,03 juta km. Bulan ini memiliki periode orbit 119 hari dan periode sinodisnya 177 hari. Dengan berbagai observasi yang teliti dan perjalanan wahana luar angkasa, tidak ditemukan Bulan kedua Bumi.
Alasan Bumi tidak memiliki bulan kedua mungkin karena tarikan gravitasi Bulan yang memengaruhi objek lain yang mengitari Bumi secara signifikan sehingga orbit bulan kedua tidak stabil dan akan meninggalkan Bumi atau menabrak Bumi atau Bulan. Itu juga alasan mengapa Bumi tidak memiliki cincin
Tapi Bumi pernah memiliki bulan kedua. Pada bulan September 2006, para astronom menemukan asteroid bernama 2006 RH120. Asteroid ini mengorbit Bumi selama 13 bulan sebelum meninggalkan Bumi. Asteoid ini akan kembali ke orbit Bumi 21 tahun kedepan.
Theia
Theia adalah planet yang dulu mengitari Matahari namun akhirnya menabrak Bumi 4,4 miliar tahun lalu. Tabrakan tersebut menyebabkan triliunan batuan meluncurkan ke luar angkasa dan setelah sekian lama membentuk cincin. Dari cincin itu terbentuk Bulan. Ini adalah teori yang disetujui oleh sebagian banyak ilmuwan dan menjadikan Theia objek hipotesis paling diterima dalam ilmu pengetahuan. Theia adalah nama dari ibu dewi Bulan dalam mitologi Yunani.
Vulcan
Pada tahun 1859, sebuah teori yang cukup mengejutkan lahir: Ada sebuah planet mengorbit Matahari lebih dekat daripada Merkurius. Teori ini lahir karena anomali orbit Merkurius yang tidak bisa dijelasknan Hukum Gravitasi Newton. Ilmuwan berpikir bahwa biang keladinya adalah Vulcan. Namun pada awal abad ke-20, anomali orbit Merkurius dapat dijelaskan dengan Hukum Relativitas Einstein.
Kehadiran planet ini tidak bisa sepenuhnya dibantah karena untuk mencari objek yang sangat dekat dengan Matahari. Observasi secara langsung dapat membuat kerusakan pada alat-alat observasi dan para pengamat itu sendiri. Oh ya, nama Vulcan berasal dari nama dewa api dalam mitologi Yunani.
Nemesis
Kepunahan massal merupakan mimpi buruk bagi kehidupan. Namun, ilmuwan bingung dengan kepunahan masaal karena memiliki sebuah pola. Kepunahan massal di Bumi terjadi setiap 26 juta tahun sekali. Alam tidak mungkin menyebabkan kepunahan massal dengan pola seperti ini. Dari situlah sebuah teori baru muncul. Teori itu mengatakan bahwa Matahari kita memiliki bintang kembar yang berarti tata surya semacam sistem bintang ganda. Bintang kembar ini dinamakan Nemesis, bintang ini berupa bintang katai merah atau bintang katai coklat.
Setiap 26 juta tahun sekali, Nemesis memasuki Awan Oort, mengganggu orbit komet dan asteroid. Sebagian terlempar ke arah tata surya. Beberapa asteroid dan komet akhirnya menabrak Bumi dan menyebabkan kepunahan massal.
Bintang ini dikatakan terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang dan bahkan teleskop. Walaupun begitu, bintang katai merah dan katai coklat memancarkan banyak sinar inframerah, karena itu dibuatlah teleskop WISE. Teleskop WISE (Wide-field Infrared Survey Explorer) merupakan teleskop yang dirancang khusus agar bisa melihat cahaya inframerah. Teleskop WISE sudah mencari bintang Nemesis di seluruh sudut di angkasa namun hasilnya nihil. Kehadiran bintang ini pun terbantahkan.
0 Komentar