Mengapa Korona Matahari Lebih Panas Daripada Permukaannya?

Korona matahari saat gerhana matahari total

Astronomy Event - Kita hidup di tata surya, namun kita masih belum tahu sebagian besar tentang tata surya. Salah satu misteri besar di tata surya berasal dari benda yang membuat tata surya tetap ada, Matahari. Matahari adalah bintang terdekat dengan kita, karena itu kita mempelajari bintang lain secara tidak langsung, yaitu mempelajari matahari. Ada misteri yang belum terpecahkan dari Matahari. Misteri itu bukan di bagian dalamnya tapi berada di bagian terluar matahari, atmosfernya atau korona. 

Korona matahari secara misterius memiliki suhu 1 hingga 2 juta derajat Celcius, jauh lebih panas daripada fotosfer (6.000 derajat Celcius) dan kromosfer Matahari (10.000 derajat Celcius). Padahal menurut teori korona lebih dingin dari permukaan Matahari karena lebih jauh ke inti sehingga menerima panas lebih sedikit daripada permukaannya. 

Ada teori yang bisa menjelaskannya. Lapisan dibawah permukaan Matahari mentransfer panas ke permukaan sehingga permukaan akan menjadi plasma super panas. Plasma yang terpanaskan ini menciptakan medan magnet. Saat medan magnet menembus permukaan, area disekitar medan magnet itu akan terkonsentrasi. Area yang terkonsentrasi ini disebut mesospot.

Letupan-letupan di mesospot akan membawa energi ke korona sehingga korona terpanaskan. Setelah sekian lama korona pun menjadi sangat panas hingga bersuhu jutaan derajat Celcius.

Teori diatas berdasarkan model numerik komputer. Namun itu hanya teori, sementara kita mengingikan jawaban pasti. Maka dari itu ilmuwan akan meluncurkan wahana luar angkasa yang mendekati Matahari agar mendapatkan data detail dari Matahari, seperti Solar Probe Plus milik NASA, dan Solar Orbiter milik ESA. Keduanya direncakan akan diluncurkan tahun 2018.

Posting Komentar

0 Komentar