Ilustrasi supernova
Astronomy Event - Ledakan bom atom Tsar Bomba adalah ledakan terbesar yang pernah dilakukan oleh manusia. Kekuatan ledakannya mencapai 50 megaton TNT atau sekitar 2.500 kali lebih kuat daripada bom atom Hiroshima. Namun ledakan Tsar Bomba masih tidak apa-apanya dibanding ledakan yang berasal dari bola plasma super panas. Ledakan itu adalah supernova.
Supernova begitu kuat hingga kehidupan yang berjarak 20 tahun cahaya akan mati akibat radiasi yang berlebihan. Supernova bukanlah suatu fenomena yang jarang di alam semesta. Diperkirakan 30 supernova terjadi di alam semesta yang bisa teramati dalam 1 detik.
Selain sebagai penghancur massal, supernova sangat di tunggu-tunggu oleh para astronom untuk melihat kecerlangannya saat terjadi dan keindahannya setelah terjadi dalam bentuk nebula. Namun supernova bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan dalam kecerlangan sebesar apa saja secara acak. Dan jika kita mengandalkan medan pandang mata kita atau teleskop untuk mencari supernova, maka kemungkinannya akan kecil untuk menemukan ledakan mahadahsyat itu.
Jadi, bagaimana caranya untuk mendeteksi supernova sebelum terjadi?
Rasanya agak mustahil untuk mendeteksi supernova secara dini karena objek tercepat di alam semesta ini adalah cahaya. Jika kita menunggu cahaya dari supernova, akan sudah terlambat dan kita akan melewatkan data-data penting tentang proses mulainya ledakan supernova.
Bayangkan seekor kelinci dan cheetah sedang balapan. Tentunya cheetah lebih cepat daripada kelinci. Namun, jika cheetah bergerak dengan zig-zag dan kelinci mengambil jalur lurus, maka kelincilah yang akan menang karena cheetah mengambil jalur yang lebih panjang daripada kelinci. Karena hal itulah kita menggunakan neutrino.
Neutrino adalah partikel elementer. Itu berarti partikel ini tidak bisa dibagi lagi, tidak seperti proton dan neutron yang bisa dibagi menjadi kuark dan gluon. Massa neutrino sangatlah kecil sehingga melaju sangat mendekati kecepatan cahaya.
Sesaat sebelum terjadinya supernova, inti bintang runtuh. Ini menyebabkan bagian luar bintang tertarik ke arah pusat. Pada saat ini, inti bintang menjadi super panas hingga menyebabkan fusi nuklir yang berujung pada pembentukkan unsur berat seperti nikel, perak, emas, uranium dll. Cahaya dan neutrino juga terbentuk dalam proses ini.
Cahaya akan berusaha keluar dari bintang. Namun cahaya akan berinteraksi dengan atom atau partikel yang ditabraknya. Ini menyebabkan cahaya memantul dan kehilangan sebagian energinya. Akibatnya, cahaya akan mengambil jalur yang acak dan zig-zag sehingga akan keluar dari bintang jauh lebih lama. Di sisi lain, neutrino akan menembus materi bintang dengan jalur lurus karena neutrino sangat sukar berinteraksi dengan partikel lain. Neutrino pun akan keluar dari bintang jauh lebih dahulu daripada cahaya. Biasanya, neutrino akan sampai ke Bumi beberapa jam lebih dahulu daripada cahaya.
Karena hal diatas, ilmuwan menciptakan SNEWS, Supernova Early Warning System (Sistem Peringat Dini Supernova). Jika detektor mendeteksi semburan neutrino, detektor akan mengirim sinyal ke komputer pusat di New York. Jika komputer pusat mendeteksi sinyal yang sama dari beberapa detektor di seluruh dunia dalam 10 detik, SNEWS akan memicu untuk memberitahu bahwa akan ada supernova dalam waktu dekat. Peringatan ini akan membuat astronom di seluruh dunia untuk mengarahkan teleskop ke bintang yang akan meledak untuk mengumpulkan data dan sebagian besar teleskop observatorium dan yang berada di luar angkasa akan diaktifkan. Hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya.
Pada tahun 1987, Detektor mendeteksi semburan neutrino yang berasal dari Nebula Tarantula di Galaksi Magelan Besar. Semburan neutrino ini sampai ke detektor 3 jam lebih awal dari cahaya tampak ledakan supernova.
SNEWS akan memberikan kita kesempatan untuk melihat sebuah fenomena alam yang luar biasa yang belum kita lihat sebelumnya dalam hidup kita.
0 Komentar