Akhirnya. Akhirnya!! Sebuah hari yang ditunggu-tunggu sejak lama sebentar lagi datang.
Dari kejauhan aku melihat sebuah pesawat ulang alik jenis terbaru buatan NASA. Desainnya cukup bagus dan agak berbeda dengan pendahulunya---seperti Endeavour dan Discovery. Bagian-bagian roketnya sudah di-upgrade untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan. Hal yang paling menakjubkan dari pesawat ulang alik tersebut adalah pelindung tabung nano-karbon---sebuah material yang lebih ringan dari baja namun 117 kali lebih kuat yang telah dipasang sebagai pelindung bagian vital pesawat. Namun bukan itu yang membuatku senang. Pesawat ulang alik itu akan membawaku ke pengalaman menakjubkan dimana untuk pertama kalinya dalam hidupku aku memasuki luar angkasa.
Cita-cita ini sudah kugantung sejak umurku 9 tahun. Aku makin yakin cita-citaku akan tercapai sejak melihat berita tentang misi statisun luar angkasa MIR dimulai. Dan sekarang cita-cita akan tercapai dalam 1 hari. Perjalanan dalam mencapai cita-cita tidaklah mudah. Sekitar 2 bulan lalu aku harus menghadapi latihan yang sangat berat. Misalnya, simulasi gaya-g nol yang bisa membuatmu muntah, latihan bawah air yang menyesakkan, dan latihan g-force yang bisa menyebabkan mual-mual parah dan pusing yang tak tertahankan.
Aku menoleh ke arah langit yang biru. Bagaimana rasanya berada di luar angkasa selama 102 hari. Aku juga membayangkan bagaimana rasanya hidup di dalam persingahan luar angkasa yang bernama Stasiun Luar Angkasa Internasional---atau ISS. Stasiun luar angkasa itu terbilang cukup tua dan sudah ada bagian yang sudah "terluka". Itu membuatku agak khawatir dengan misi ini, namun rasa itu masih jauh lebih kecil dibandingkan rasa gembiraku.
"Sedang menikmati waktu?"
Aku segera menoleh ke kiri. Ternyata suara itu berasal dari mulut Daniel Renner, orang Amerika Serikat yang menjadi rekanku dalam misi. Dia memiliki bakat dalam memperbaiki satelit. Dialah yang melakukan spacewalking jika suatu saat ada kerusakan pada stasiun luar angkasa. "Kau juga sedang menikmatinya juga kan?" balasku.
"Oh, tentu. Bagaimana bisa aku tidak menikmatinya. Apalagi pada saat hari besar," jawabnya.
Aku kembali menoleh kearah pesawat ulang-alik itu. "Ya. Benar-benar hari yang sangat besar dan berharga," kataku.
"Sebaiknya jangan disia-siakan, teman-teman." Suara itu bukan berasal dari Renner. Aku pun baru sadar bahwa Igor Zolotariov berada disebelahku. Igor adalah orang Rusia yang juga rekan dalam misi ini. Orang ini hampir tidak bisa dirasakan kehadirannya. Karena itu orang ini kadang membuat kaget orang-orang.
"Hei, hei. Kalian berdua sudah mengagetkanku, oke. Kalian bisa membuatku dibuang dari misi karena serangan jantung." kataku dengan sedikit kesal.
"Maaf, maaf. Tapi sebaiknya kita harus bersiap-siap untuk konferensi pers." kata Igor.
Konferensi pers akan dimulai jam 2 siang. Aku mengecek jam tanganku dan menyadari bahwa sekarang sudah jam 11---3 jam lagi menuju konferensi pers. Kitapun berjalan menuju gedung. Sesekali aku menoleh langit dan kembali menghayal.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Saya ingin bertanya, berapa lama kalian akan berada di luar angkasa?" tanya seorang wanita.
"Kita akan berada di luar angkasa, atau tepatnya menghuni ISS selama 102 hari. Memang tidak sepanjang misi kebanyakan astronot di ISS. Tapi kami akan senang hati melaksanakan misi ini," sahut Renner.
"Misi ini apakah misi yang spesial?" tanya wanita itu lagi.
"Ya, sangat spesial" kata Smith Jossman, direktur misi. "Kita akan memasang instrumen baru di ISS. Instrumen ini digunakan untuk eksperimen neutrino di luar angkasa. Jika eksperimen ini membuahkan hasil yang menarik, segera kita akan membuat teleskop neutrino di luar angkasa. Instrumen ini merupakan hasil kerja keras dan teknologi terbaru dari NASA. Jadi, kami berharap instrumen ini bisa bekerja sesuai yang kita inginkan. Makin spesial lagi karena mereka akan menuju luar angkasa dengan pesawat ulang alik terbaru kita, Outerland."
Sebetulnya, aku belum pernah melihat langsung instrumen tersebut. Aku hanya melihat gambar-gambarnya saja yang menunjukan bagian-bagian, fungsi-fungsi, dan nama instrumen tersebut: C-NEXT atau Cosmic Neutrino EXperimenT. Memang agak aneh mengapa kita bertiga belum diperbolehkan melihat langsung C-NEXT.
Aku dengan jelas bisa melihat beberapa orang mengetik-ngetik laptopnya atau memencet-mencet layar smartphone. Sepertinya mereka para penulis berita atau bahasa lainnya, jurnalis. Dulu sebelum adanya laptop, smartphone, dan internet, para jurnalis mencatat setiap kata-kata yang dikeluarkan narasumber di buku catatan kecil.
Seorang laki-laki yang sedikit gemuk mengangkat tangannya. Direktur Jossman menunjuk laki-laki itu sebagai isyarat untuk laki-laki itu mengemukakan pertanyaannya. "Apakah misi ini bisa terjamin aman?" kata laki-laki itu.
Ya. Keluarlah pertanyaan yang ku tidak suka. Pertanyaan tentang keamanan misi membuatku makin merasa khawatir. "Apa maksudmu?" kata Direktur Jossman.
"Maksudku begini. 5 bulan lalu, ISS mengalami perubahan arah orbit secara mendadak. Walau perubahannya hanya merubah arah orbit 0,2 derajat dari arah semula, namun membuat beberapa alat eksperimen di dalam ISS rusak. Pada saat itu, ISS sedang berada di atas kota Samara, Sahara Barat. ISS akan berada di atas kota tersebut pada saat hari ke-15 setelah misi ini dimulai. Jika benar ada sesuatu di atas kota Samara---"
"Oke, cukup." potong sang direktur. "Tidak ada sesuatu di kota Samara atau kota dan wilayah yang lainnya. Tidak ada apapun. Perubahan arah orbit ISS hanyalah sebuah kesalahan sistem. Itu saja yang kami katakan."
Kekhawatiran meningkat. Hal ini hanya membuatku makin merasa tidak aman terhadap misi ini. Arrgh! Mungkin seharusnya aku tidak ikut konferensi pers. Pikiranku terus dibom dengan rasa khawatir hingga acara ini berhenti.
Sebetulnya, aku belum pernah melihat langsung instrumen tersebut. Aku hanya melihat gambar-gambarnya saja yang menunjukan bagian-bagian, fungsi-fungsi, dan nama instrumen tersebut: C-NEXT atau Cosmic Neutrino EXperimenT. Memang agak aneh mengapa kita bertiga belum diperbolehkan melihat langsung C-NEXT.
Aku dengan jelas bisa melihat beberapa orang mengetik-ngetik laptopnya atau memencet-mencet layar smartphone. Sepertinya mereka para penulis berita atau bahasa lainnya, jurnalis. Dulu sebelum adanya laptop, smartphone, dan internet, para jurnalis mencatat setiap kata-kata yang dikeluarkan narasumber di buku catatan kecil.
Seorang laki-laki yang sedikit gemuk mengangkat tangannya. Direktur Jossman menunjuk laki-laki itu sebagai isyarat untuk laki-laki itu mengemukakan pertanyaannya. "Apakah misi ini bisa terjamin aman?" kata laki-laki itu.
Ya. Keluarlah pertanyaan yang ku tidak suka. Pertanyaan tentang keamanan misi membuatku makin merasa khawatir. "Apa maksudmu?" kata Direktur Jossman.
"Maksudku begini. 5 bulan lalu, ISS mengalami perubahan arah orbit secara mendadak. Walau perubahannya hanya merubah arah orbit 0,2 derajat dari arah semula, namun membuat beberapa alat eksperimen di dalam ISS rusak. Pada saat itu, ISS sedang berada di atas kota Samara, Sahara Barat. ISS akan berada di atas kota tersebut pada saat hari ke-15 setelah misi ini dimulai. Jika benar ada sesuatu di atas kota Samara---"
"Oke, cukup." potong sang direktur. "Tidak ada sesuatu di kota Samara atau kota dan wilayah yang lainnya. Tidak ada apapun. Perubahan arah orbit ISS hanyalah sebuah kesalahan sistem. Itu saja yang kami katakan."
Kekhawatiran meningkat. Hal ini hanya membuatku makin merasa tidak aman terhadap misi ini. Arrgh! Mungkin seharusnya aku tidak ikut konferensi pers. Pikiranku terus dibom dengan rasa khawatir hingga acara ini berhenti.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keesokan harinya aku kembali bersemangat, kembali gembira. Kekhawatiran ku sudah surut sejak malam kemarin. Aku juga mencium sedikit bau logam. Aku sedang berada di Outerland---tepatnya di bagian kokpit bersama dengan Igor yang duduk di kursi belakang dan Renner yang duduk di kursi yang berada di sebalah samping kiri kursiku. Rasanya agak tidak nyaman karena kami duduk dengan badan kami horizontal.
"1 menit menuju peluncuran."
Satu menit. Satu menit lagi. Semakin detik berjalan, semakin tegang perasaanku. Tapi aku harus menghilangkan ketegangan ini. Aku harus fokus. Ingat, pada saat roket meluncur, akselerasi tubuh kebawah akan meningkat sehingga tubuh terasa makin berat. Untuk menghadapinya, kita harus mempersiapkan tubuh. Tipsnya, tarik nafas dalam-dalam dan tahan.
"Hei, kau terlihat sangat tegang," kata Renner.
"Begitukah?" kataku.
Daritadi, aku tidak mendengar suara Igor. Jadi aku mengecek keadaannya. Igor hanya terdiam dan menundukkan kepalanya. Keringat-keringatnya berkucuran di wajahnya. "Sepertinya ada yang lebih tegang dariku." kataku. Sambil memunjuk Igor. Renner hanya tersenyum melihat Igor. Namun, aku tidak melihat rasa tegang dan panik dimuka Renner.
"Kau tidak takut? Ini akan agak menakutkan." tanyaku
"Oh, Henry. Aku pernah mengalami yang lebih menaktukan lagi." sahutnya.
"Apa maksudmu?"
"Peluncuran akan dimulai dalam 20...19...18...17...16."
Renner mengabaikan pertanyaanku. Apa yang sebenarnya ia katakan? Aku memang terkadang selalu tidak mengerti dengan perkataan orang Amerika. Namun, sepertinya perkataannya memiliki arti yang berbeda dan.. unik mungkin.
"...10...9...8..."
Aku mendengar gemuruh besar. Sepertinya roket sudah mulai menyala. Rasa panik dan tegang pun mulai meroket.
"Henry," kata Renner. "Mari kita taklukan peluncuran sialan ini."
Aku tidak pernah mendengar nada bicaranya yang seperti itu. Aku pun hanya bisa membalasnya dengan senyuman kecil dan anggukan kepala. Akupun menarik nafas dalam-dalam dan menahannya. Aku sudah siap. Sangat siap untuk menuju daerah dimana hanya ada kegelapan dan keajaiban yang tak terbayang. Dan aku sudah siap untuk menguak misteri tentang daerah yang diselimuti ketidaktahuan dan ketidakpastian.
"3...2...1...0."
Aku merasa badanku sedikit lebih berat. Semakin waktu berjalan, semakin berat tubuhku ini. Roket sudah meluncur dan yang kurasakan adalah rasa tidaknyaman dan rasa sakit. Aku bahkan bisa merasakan cairan dalam tubuhkan mengalir perlahan menuju pinggangku.
Akhirnya, kita sudah berada di luar angkasa. Aku bisa melihat perbatasan antara atmosfer yang berwarna biru terang dan daerah gelap yang penuh dengan bintang. Akhirnya, cita-cita yang kugantung dan tak kulupakan selama lebih dari 30 tahun sudah kugapai. Seperti inikah rasanya berada di luar angkasa? Ah.. andai saja kedua orangtuaku masih hidup, mereka pasti sangat bangga. Mungkin mereka sekarang sedang bangga di dunia sana.
Renner menyalakan radio. "Kita sedang berada di orbit," katanya kepada radio.
Mungkin orang-orang di Pusat Luar Angkasa sedang bersorak gembira. Apalagi, pesawat ulang-alik jenis terbaru mereka berhasil meluncur ke luar angkasa untuk pertama kalinya. Jika aku diperbolehkan untuk bersorak ria, aku akan bersorak sekencang-kencang karena kegembiraanku yang meluap-luap.
Tiba-tiba aku melihat sebuah hal yang aneh dari kaca depan pesawat. Ada bagian dari pemandangan bintang-bintang terlihat terdistori. Terlihat seperti ada kaca berbentuk abstrak yang membuat bintang-bintang tersebut terdistorsi. Aku pun menoleh kearah Renner. "Renner," panggilku.
Aku melihatnya memandangi lekat-lekat layar kokpit. "Tunggu sebentar," katanya. "Arah Outerland berubah."
Apa? Aku memandangi layar kokpit. Arah orbit kita berubah! Tapi terlihat seperti pesawat ini ditarik ke suatu arah. Ke arah benda seperti kaca itu. Tiba-tiba arah Outerland berubah secara drastis. Pemandangan bintang berputar-putar. Aku bisa merasakan tarikan gravitasi. Apa yang sebenarnya terjadi?
Buru-buru aku mengatakan sesuatu di radio. "Kita punya masalah! Arah orbit Outerland berubah! Arah orbit Outerland berubah! Kita sepertinya ditarik ke arah sesuatu," kataku dengan volume keras kepada radio.
Outerland berputar dengan sangat cepat saat ini dan dengan sekilas aku bisa melihat seluruh pemandangan menjadi terdistorsi. Kegelapan mulai merasuki pandanganku. Sepertinya aku mulai sadar bahwa aku mulai kehilangan kesadaranku.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku mulai mendapatkan kesadaranku lagi. Cahaya yang remang mulai muncul di pandanganku. Rasa sakit yang hebat secara tiba-tiba menyerang tubuhku. Rasanya seperti pisau yang menusuk-nusuk tubuhku. Aku menyadari bahwa aku masih berada di kursi kokpit. Sepertinya aku harus berterimakasih pada sabuk pengaman ini. Dengan menahan rasa sakit, aku mencoba mengangkat kepalaku. Aku menoleh kearah samping kiri ku. Tidak ada Renner di kursi kokpitnya. Sabuk pengamannya juga sudah lepas. Igor juga tidak ada kursinya dan sabuk pengamannya sudah lepas. Namun baru kusadari Igor sedang duduk di dinding kokpit, namun matanya tertutup. Apakah dia..... mati?
Aku melihat ada cahaya yang menyinari lengan kirinya. Cahaya itu berasal dari kaca depan Outerland. Kaca itu sudah pecah dan mengungkapkan pemandangan tanah, batuan dan langit dengan jelas. Akupun bertanya-tanya dalam pikiranku. Kita mendarat di planet apa?
P.S.
Maaf jika ada beberapa kesalahan dan keanehan dalam cerpen ini. Dan juga maaf karena agak lama ngepostnya.
0 Komentar